Senin, 21 Mei 2012

Peranan Pemimpin Dalam Kelompok


BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Kepemimpinan dalam kelompok menjadi hal yang sangat strategis untuk diperhatikan  pada usaha pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan kelompok. Kepemimpinan kelompok merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi anggota kelompoknya untuk bertingkah laku seperti yang dikehendaki oleh pemimpin dalam mencapai tujuan kelompok secara bersama.
Dalam kelompok selalu ada pemimpin yang dapat menampilkan berbagai peranan, khususnya dalam mengerakkan anggota agar melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan kelompok. Alasan lain pentingnya kepemimpinan dalam kelompok adalah pada berbagai kondisi masyarakat desa, maupun masyarakat kota yang satu dengan lain sangat berbeda karakteristiknya serta cara mencapai tujuan dari kelompok itu sendiri.
           
1.2 Rumusan Masalah
1.      Pengertian Peranan
2.      Pengertian Pemimpin dan kepemimpinan
3.      Pengertian kelompok
4.      Peranan Pemimpin dalam Kelompok
5.      Kualifikasi pemimpin kelompok yang efektif.

1.3 Tujuan Makalah
      Dalam penulisan makalah ini mempunyai tujuan agar pembaca dapat mengerti dan memahami tentang Peranan Pemimpin dalam Bimbngan Kelompok secara menyeluruh.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Peranan

Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan (Soekanto 1984: 237).
Analisis terhadap perilaku peranan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan :
(1)   ketentuan peranan,
(2)    gambaran peranan,
(3)   harapan peranan.
Peranan adalah adalah pernyataan formal dan terbuka tentang perilaku yang harus ditampilkan oleh seseorang dalam membawa perannya. Gambaran peranan adalah suatu gambaran tentang perilaku yang sacara aktual ditampilkan sesorang dalam membawakan perannya, sedangkan harapan peranan adalah harapan orang-orang terhadap perilaku yang ditampilkan seseorang dalam membawakan perannya (Berlo 1961: 153).

2.2 Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
Slamet (2002: 29) menyebutkan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya dikemukakan oleh Slamet (2002: 30) bahwa kepemimpinan penting dalam kehidupan bersama dan kepemimpinan itu hanya melekat pada orang dan kepemimpinan itu harus mengenal kepada orang yang dipimpinnya. Hal ini berarti harus diakui secara timbal balik, misalnya sasaran yang dipimpin harus mengakui bahwa orang tersebut adalah pemimpinnya.
Kepemimpinan adalah suatu upaya untuk mempengaruhi pengikut bukan dengan paksaan untuk memotivasi orang mencapai tujuan tertentu. Kemampuan mempengaruhi erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan dari para anggotanya (Gibson 1986: 334) Hubungan pemimpin dengan anggota berkaitan dengan derajat kualitas emosi dari hubungan tersebut, yang mencakup tingkat keakraban dan penerimaan anggota terhadap pemimpinnya. Semakin yakin dan percaya anggota kepada pemimpinnya, semakin efektif kelompok dalam mencapai tujuannya. Dalam hubungan pemimpin dengan anggotanya perlu diperhatikan antisipasi kepuasan anggota dan harus dipadukan dengan tujuan kelompok, motivasi anggota dipertahankan tinggi, kematangan anggota dalam pengambilan keputusan dan adanya tekat yang kuat dalam mencapai tujuan ( Slamet 2002: 32).
 Faktor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan:
(1)   Pendayagunaan pengaruh,
(2)    Hubungan antar manusia,
(3)    Proses komunikasi dan
(4)    Pencapaian suatu tujuan.
 Kepemimpinan tergantung pada kuatnya pengaruh yang diberi serta intensitas hubungan antara pemimpin dengan pengikut (Ginting 1999: 21) Siangian S (1999: 208) ada tiga macam gaya kepemimpinan yang telah dikenal secara luas yaitu:
a. Demokratis, yaitu gaya kepemimpinan yang mengarah kepada pengambilan keputusan sebagai keputusan bersama dari seluruh anggota sistem sosial yang bersangkutan.
b. Otokrasi yaitu gaya kepemimpinan yang mengarah kepada pengambilan keputusan tergantung kepada pemimpinnya sendiri.
c. Laissez faire, yaitu gaya kepemimpinan yang menyerahkan pengambilan keputusankepada masing-masing anggota sistem sosial itu sendiri.
Gaya kepemimpinan yang ada dalam suatu kelompok atau masyarakat tergantung pada situasi yang terdapat pada kelompok/ masyarakat tersebut. Dalam situasi yang sangat menguntungkan atau sangat tidak menguntungkan cenderung gaya kepemimpinannya bersifat otoriter. Pada situasi dimana hubungan antara anggota dengan pemimpinnya sedang-sedang saja atau anggota kelompok sangat dipentingkan maka gaya kepemimpinan lebih diarahkan pada gaya kepemimpinan demokratis.

2.3 Pengertian Kelompok
          Webster (1973) mengemukakan bahwa kelompok adalah dua atau lebih benda atau orang yang membentuk suatu pola atau suatu unit pola, suatu kesatuan orang-orang atau benda-benda yang membentuk suatu unit yang terpisah, suatu himpunan, suatu persatuan, suatu kumpulan obyek yang mempunyai hubungan, kesamaan, atau sifat-sifat yang sama. Interaksi dalam kelompok akan meningkat bila anggota-anggota kelompok mempunyai masalah yang sama dan berusaha memecahkannya secara bersama-sama sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi.

2.4 Peranan Pemimpin dalam kelompok
Seorang pemimpin harus dapat melakukan sesuatu bagi anggotanya sesuai dengan jenis kelompok yang dipimpinnya. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pemimpin untuk dapat mendinamiskan kelompok yaitu:
(1)   mengidentifikasi dan dan menganalisis kelompok beserta tujuannya,
(2) membangun struktur kelompok,
(3)   inisiatif,
(4)    usaha pencapaian tujuan,
(5)    mempermudah komunikasi dalam kelompok,
(6)   mempersatukan anggota kelompok, dan (6) mengimplementasikan filosofi. (Slamet 2002: 34).
Robinson dalam (Ginting 1999: 26-27) Para ahli mengemukakan bahwa peranan yang perlu ditampilkan pemimpin adalah:
1.      mencetuskan ide atau sebagai seorang kepala,
2.       memberi informasi,
3.      sebagai seorang perencana,
4.      memberi sugesti,
5.       mengaktifkan anggota,
6.       mengawasi kegiatan,
7.       memberi semangat untuk mencapai tujuan,
8.       mewakili kelompok
9.      Memberi tanggung jawab,
10.   menciptakan rasa aman dan
11.  sebagai ahli dalam bidang yang dipimpinnya..

Secara umum pemimpin kelompok dituntut untuk dapat memainkan peranannya sebagai berikut:
1.      Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan ataupun campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok. Campur tangan ini meliputi, baik hal-hal yang bersifat isi dari yang dibicarakan maupun mengenai proses.
2.      Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota tertentu maupun keseluruhan kelompok.
3.      Jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus kearah yang dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksud.
4.      Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses.
5.      Pemimpin kelompok diharapkan mampu mengatur”lalu lintas” kegiatan kelompok, pemegang aturan permainan,pendamai dan pendororng kerjasama serta suasana kebersamaan.
6.      Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul didalamnya, juga menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok.

Sebagai pemimpin kelompok, seseorang harus berperan mendorong
anggota beraktivitas sambil memberi sugesti dan semangat agar tujuan dapat tercapai.
Segala masukan yang datang dari luar, baik berupa ide atau gagasan, tekanan-tekanan,
maupun berupa materi, semuanya harus diproses di bawah koordinasi pemimpin. Untuk ini, pemimpin perlu berperan:
(1)   sebagai penggerak (aktivator),
(2)   sebagai pengawas,
(3)    sebagai pemberi semangat/kegembiraan, dan sebagai pemberi tanggung jawab kepada anggota.
Menurut Covey dalam (Kris Yuliani H 2002: 6) ada tiga peranan pemimpin dalam kelompok/organisasi antara lain
1. Pathfinding (pencarian alur), mengandung sistem nilai dan visi dengan kebutuhan pelanggan melalui suatu perencanaan strategis yang disebut the strategic pathway (jalur strategi).
2. Aligning (penyelarasan), upaya memastikan bahwa struktur, sistem dan operasional organisasi memberi dukungan pada pencapaian visi dan misi dalam memenuhi kebutuhan - pelanggan dan pemegang saham lain yang terlibat.
3. Empowerment (pemberdayaan), suatu semangat yang digerakkan dalam diri orang-orang yang mengungkapkan bakat, kecerdikan dan kreativitas laten, untuk mampu mengerjakan apapun dan konsisten dengan prinsip-prinsip yang disepakati untuk mencapai nilai, visi dan misi bersama dalam melayani kebutuhan pelanggan dan pemegang saham lain yang terlibat.
Peranan pemimpin kelompok yang sangat perlu dilaksanakan oleh seorang pemimpin kelompok yaitu:
(1)   Membantu kelompok dalam mencapai tujuannya:
(2)   Memungkinkan para anggota memenuhi kebutuhan
(3)    Mewujudkan nilai kelompok
(4)   Merupakan pilihan para anggota kelompok untuk mewakili pendapat mereka dalam interaksi dengan pemimpin kelompok lain
(5)    Merupakan seorang fasilitator yang dapat menyelesaikan konflik kelompok (Sulaksana 2002: 7).
Menurut Sondang (1999: 47-48), lima fungsi kepemimpinan yang dibahas secara singkat adalah sebagai berikut:
(1)   pimpinan selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan,
(2)    wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi,
(3)   pimpinan selaku komunikator yang efektif,
(4)   mediator yang handal, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama dalam menangani situasi konflik,
(5)    pimpinan selaku integrator yang efektif, rasional, objektif dan netral
.
2.5.KUALIFIKASI PEMIMPIN KELOMPOK YANG EFEKTIF.
            Untuk dpat menjadi pemimpin kelompok yang efektif diperlukan syarat – syarat yang tertentu yang mencakup syarat kepribadian dan ketrampilan – ketrampilan tertentu. Berikut inni beberapa cirri kepribadian yang perlu dimiliki oleh pemimpin kelompok yang efektif yang disarikan dari pendapat Corey dan Corey (1987) :
1.      Keberanian.
2.      Dapat dijadikan contoh.
3.      Kehadiran.
4.      Menhargai dan mempedulikan.
5.      Percaya terhadap kegunaan proses kelompok.
6.      Keterbukaan.
7.      Tidak mempertahankan diri dalam menghadapi serangan.
8.      Kekuatan pribadi.
9.      Stamina.
10.  Kemauan untuk mencari pengalaman-pengalaman baru.
11.  Kesadaran diri.
12.  Rasa humor.
13.  Kemampuan menemukan sesuatu yang baru.



 BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Seorang pemimpin harus dapat melakukan sesuatu bagi anggotanya sesuai dengan jenis kelompok yang dipimpinnya. Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan ataupun campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok, memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang berkembang dalam kelompok itu, memberikan tanggapan tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, mampu mengatur ”lalu lintas” kegiatan kelompok, dan sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul didalamnya, juga menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok.

Daftar pustaka

Prayitno, 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil), Padang: Galia        Indonesia


http;/r-doc.blongspot.com/2009/12/peranan-pemimpin-dalam-kelompok.html#ixzz12fbpCqeJ